Karena Aku Beda

Postingan pagi-pagi yang tidak penting (ha ha ha emang ada postinganku yang penting?)
Jadi setelah akhirnya aku menghadap pak Bos tertinggi untuk meminta izin dan rekomendasi persetujuan definitif sekolah, semua beres dan memorandum sudah terkirim ke DSDM. Masih berharap cemas sampai sekarang belum datang memo jawabannya. Waktu itu beliau tetap bertanya sebagaimana orang lain, kenapa aku memilih dalam negeri? wejangannya kapan lagi bisa hidup di luar negeri kalau tidak dalam kesempatan sekolah? di luar negeri sekolah jauh lebih mudah dibanding dalam negeri, kita bisa punya pengalaman hidup yang lain. Jujur saja ada sekelumit penyesalan kenapa tidak dari dulu aku kejar mimpi sekolah ini, ketika belum ada anak dan ibu masih sehat. Semakin aku pahami diri sendiri, kenapa waktu itu aku tidak mengejar sekolah saat itu? jauhhh di dalam lubuk hati, aku bahkan tidak pernah melakukan sesuatu yang hanya untuk diriku sendiri bukan orang lain. Let's say,
  • Aku berusaha selalu mendapatkan nilai bagus di sekolah, demi apa? demi mengobati kekecewaan kedua orang tuaku atas kegagalan kakakku dalam sekolah.
  • Aku pontang panting cari kerja di tempat bergensi, demi apa? demi kedua orang tua agar ada anaknya yang bisa dibanggakan.
  • Aku lepas kesempatan kuliah di awal-awal masa kerja, demi apa? demi dapat anak terlebih dulu, demi memberikan cucu buat orang tuaku dan mertuaku
  • Aku lepas keinginan kuliah di luar negeri, demi apa? demi suamiku yang tidak melepaskan anakku ikut kuliah, demi suamiku dan anakku yang aku tidak tega meninggalkan mereka, serta demi ibuku yang selalu khawatir terhadapku.
Untungnya aku menikmati semua hal yang kulakukan demi semua orang-orang yang aku kasihi. Aku tidak pernah menyesal seumur hidupku aku akan hidup demi orang lain. Kadangkala aku sungguh jenuh, hal-hal kecil yang biasa membuatku nyaman sekarang pun sering tidak pernah aku bisa lakukan. Let's say,
  • Mandi lama-lama sambil merawat diri ngga bisa karena tiap mandi anakku dah menggedor pintu nungguin mau main sama bunda.
  • Baca novel santai santai ngga bisa karena kritikan pedas suamiku pasti nyentil 'baca Qur'an ngga sempat tapi baca novel sempat.
  • Jalan-jalan di tempat rekreasi baru ngga bisa karena suamiku selalu menganggap itu buang2 uang tidak berguna
  • Nonton film atau drama ngga bisa ini kasusnya kek baca novel, tapi aku sering bandel untuk yang ini karena biasanya aku begadang setelah semua orang tidur. klo ngga gini, mungkin aku bisa sutriss sendiri.
  • Pakai daster yang adem di rumah susah karena dilarang suamiku, ini sampai sekarang masih sering membuatku kesal setengah mati.
Kadang pujian kecil atau sanjungan hangat bisa melepaskan semua jenuh, tapi itupun tidak pernah kudapatkan dari suamiku. Dulu kupikir memang dia kurang sensitif kalau tidak diungkapkan apa yang aku inginkan, tapi bahkan sekarang aku nyatakan dengan jelas keinginanku pun dia tidak pernah mengabulkannya. Ulang tahun pun aku tidak pernah mendapatkan hadiah apa yang aku inginkan, kalaupun dia mau memberikan hadiah adalah barang yang atas pilihannya dan menurutnya itu bagus untukku. Kadangkala hanya pengin cerita hal hal ringan, tapi seringkali kritikan yang kuterima balasannya dari suami. Sering kali aku istighfar, aku tanamkan lagi demi apa aku menikah. 
Semua keinginan pribadiku sudah kubuang jauuuuuhhhhhh, mungkin nanti bisa kupungut lagi ketika sudah tunai semua kewajibanku terhadap orang-orang yang kukasihi (klo aku ngga mati duluan). 
Apakah aku menyesali semua ini? samasekali tidak, aku masih memiliki hal-hal yang selalu menyenangkanku, let's say:
  • jam-jam kerja yang menyibukkanku dan mengasah kemampuan otakku menyelesaikan semua persoalan di tempat kerja
  • jam-jam istirahat yang selalu kuisi dengan shoping atau makan siang sekedar berha ha hi hi sama temen karib
  • teriakan anak2 ketika menyambut aku pulang
  • pelukan hangat suami ketika pagi sehabis mandi
  • telepon dari ibu tiap week end 
Hidup hanya sekali, mari kita kumpulkan bekal demi akhirat kelak. Tidak apalah tidak mendapatkan apa yang diinginkan di dunia ini, semoga kelak di akhirat terkabul. Aku memang bukan siapa2, tapi aku yakin hidupku berguna bagi orang lain. Aku tidak akan pernah mau menukar hidupku dengan orang lain....ha...ha...ha... emangnya bisa?

Comments

Unknown said…
I like this post 😍

Popular posts from this blog

Ulang Tahun Alif ke 2

Happy Birthday Bunda

Main Yuk