Memaknai Ibadah Haji

Alhamdulillah aku mampu menjalani seluruh rangkaian ibadah haji mulai dari tanggal 25 Oktober s.d 5 Desember 2011 dengan baik dan lancar. Sebelum hari keberangkatan, aku merasa sangat berat meninggalkan anak2 dan berulang kali harus menanamkan kuat2 di dalam hati bahwa aku pergi haji niat karena Allah semata. Tiba saatnya ketika harus berangkat, anak2 sepertinya juga sudah siap karena begitu kita keluar rumah Thia dan Alif langsung sudah tidak merengek untuk ikut bundanya. Upacara pelepasan si masjid muhajirin lumayan agak lama karena ada beberapa seremonial termasuk penyematan kepada calon jema'ah haji termudah yang tak lain dan tak bukan aku ma suamiku..he..he..he..Alhamdulillah masih muda dan diberi rejeki buat menunaikan iadah haji.



Nginap semalam di asrama bekasi yang kondisinya cukup memprihatinkan, satu kamar bersepuluh orang dengan tempat tidur bertingkat.

Siangnya bertolak ke jeddah jam 3 sore dari sukarno hatta, perjalanan lancar kecuali satu jam setelah terbang sempet masuk di udara hampa jadi pesawat kek mau jatuh gitu. Nyampe di jeddah, di bandara kita ambil miqot dan berihram. Perjalanan selanjutnya pake bis menuju mekkah. Kondisi sudah sangat capek, nyampe di mekkah subuh. Kita dapat maktab 38 di daerah ummul quro 2,5 km dari masjidil haram. Maktab kita kondisinya memprihatinkan tapi cukup nyaman. aku dapet sekamar berempat. kamar laki dan perempuan terpisah...tapi masih selantai sama suami si.

Sore harinya kita pergi untuk umroh, kondisi di masjidil haram sudah sangat ramai sehingga kita tercerai berai...akhirnya umroh berdua saja terpisah dari rombongan.

Seminggu kemudian, pelaksanaan haji brangkat dari maktab jam 1 siang...jadi sempet nginep 1 malam di arafah. Di arafah kita menginap di tenda gitu, laki sebelah depan perempuan sebelah belakang. malam hari abis magrib kita lanjut ke muzdalifah. Giliran kita sempet di balap dari kloter lain sehingga kita terlunta2 di pinggir jalan 2 jam lebih. DI muzdalifah ga nginep hanya transit sebentar cari kerikil buat lempar jumrah.

Sampe di mina subuh, setelah beres pembagian tempat di tenda kita brangkat lempar jumrah aqoba. lumayan jauh juga perjalanan ke tempat lempar jumrah kurang lebih 5 km pulang pergi. Kondisi di mina sangat memprihatinkan, tenda sempet banget toilet antriiiiiiii nya luar biasa. makan juga antri banget. kita ambil nafar awal, jadi di mina cuma 2 hari saja.

kembali ke maktab, ga langsung tawaf ifadhoh dengan pertimbangan masih capek. baru 2 hari kemudian kita tafwah ifadah. Selesai sudah seluruh rangkaian ibadah hajinya.

Begitu udah selesai, rasa ingin pulang besar sekali..udah rindu sama anak2. Tapi kan ga mungkin pulang sendiri, hiksss. Akhirnya aku ma suamiku memutuskan untuk misah sementara dengan rombongan. kita sewa hotel sendiri dan karena masih peak season..hotel sangatlah mahal. kita nginep di hotel sekelas maktab saja 500 SR per malam...padahal agak jauh juga dari masjidil haram. nginep di situ cuma 2 malem, karena hotelnya ga nyaman. hari2 berlalu diisi dengan rutinitas sholat ke masjidil haram. tak terasa sebulan sudah kita di mekkah dan saatnya pindah ke madinah untuk pelaksanaan solat arbain.

Madinah jauh lebih bagus di banding mekkah, seputaran masjid nawabi rapi tertata dan hampir semuanya adalah mall...he..he..he..barangnya bagus2 dan tentunya lebih mahal dibanding mekkah. Alhamudillah kita dapet hotel yang sangat deket dengan masjid, namun sayangnya sekamar 9 orang dengan 1 kamar mandi. Akhirnya kita misah lagi, nyari hotel. Kali ini ga tanggung2, kita nginepnya di Hilton Madinah...he..he..he..itung2 skalian bulan madu ke 2.

Sepuluh hari di madinah terasa sangat sebentar. hal paling berkesan disini adalah berebut ke raudah. Sempet 2 kali BB ku ketangkep askar masjid dan disuruh nitip..tercatat 2 kali donk namaku semoga itu sebagai undangan tuk bisa kembali lagi kesana. Amin

Setelah pulang ke rumah dan ketemu anak2 dan kehidupan sudah normal lagi dengan rutinitas kerja...42 hari perjalanan haji itu seolah sebuah mimpi yang nyata. Apa sekarang yang tersisa? apakah hanya sebuah album foto kah?

Esensi dari ibadah haji justru terletak setelah kita pulang, menjadi pribadi yang lebih baikkah kita? aku jujur pada diriku sendiri, untuk berubah itu sungguhlah berat...but aku sekarang sedang berproses untuk berubah! kadang suamiku tidak memahami dan menghendaki aku berubah dengan cepat...tapi aku ingin perubahan ke arah yang lebih baik itu bener2 bisa kumaknai untuk kutanam dalam jiwa ini.

Siapa yang bisa mengukur kita lebih baik dari kemarin kecuali diri kita sendiri?

Comments

Popular posts from this blog

Ulang Tahun Alif ke 2

Happy Birthday Bunda

Main Yuk